Komisaris PT Jasa
Marga (Persero) Tbk Ibnu Purna Muchtar menegaskan jika panjang tol jalan
di atas perairan (JDP) mirip dengan Union Bridge di Kanada. Tol pertama
di Bali yang dibangun di atas laut itu memiiki panjang sekitar 12,7
kilometer, hampir sama dengan Union Bridge di Kanada sepanjang 12,9
kilometer.
Tak
hanya itu, Ibnu juga menyebut panjang tol JDP hampir sama dengan Penang
Bridge di Malaysia yang memiliki panjang mencapai 13,5 kilometer.
“Desain dan konstruksi sepenuhnya dikerjakan oleh putra terbaik bangsa.
Tol sepanjang 12,7 kilometer itu diselesaikan dalam kurun waktu 14
bulan, lebih cepat dari rencana awal yang 18 bulan,” kata Ibnu saat
tinjauan lapangan tol JDP.
Menurut
dia, tol JDP merupakan tol pertama yang membentang di atas laut
sepanjang 10 kilometer. Suksesnya pembangunan tol tersebut membuktikan
bahwa Indonesia memiliki kemampuan dan teknologi yang memadai untuk
pembangunan jalan dan jembatan di atas laut.
Tak
hanya desain dan konstruksi, biaya investasi jalan tol JDP sebesar
Rp2,4 triliun juga sepenuhnya menggunakan dana internal perusahaan dan
sumber pembiayaan dalam negeri dengan komposisi 30 persen dana
perusahaan, 70 persen dana pinjaman sindikasi perbankan dalam negeri.
“Berbeda
dengan Jembatan Suramadu yang dibiayai pinjaman luar negeri dari APBN,
tol Bali murni dibiayai dengan perusahaan dan pinjaman koorporasi dalam
negeri tanpa sedikit pun memberatkan APBN,” papar Ibnu.
Jika
ditilik ke belakang, pembangunan tol JDP untuk mengurai kemacetan parah
di sekitar Simpang Dewa Ruci yang menyangga beban begitu berat.
Berangkat dari survei, imbuh Ibnu, jumlah kendaraan roda empat atau
lebih yang melintasi By Pass Ngurah Rai setiap harinya mencapai lebih
dari 40 ribu, belum lagi ditambah dengan jumlah sepeda motor yang
melintas yang jumlahnya jauh lebih besar sebanyak 56 ribu tiap harinya.
Kini,
tol JDP sudah dalam komposisi 98 persen rampung. “Awal Juli akan
digelar uji coba. Sebelum KTT APEC sudah bisa beroperasi secara normal,”
ucapnya optimistis.
Sementara
itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Abdul
Hadi menegaskan jika pembanguna tol JDP ini wajib menjadi inspirasi
pembangunan tol di daerah lain di masa mendatang.
“Ini
menjadi model pengembangan jalan tol ke depan,” kata Hadi. Ia berharap
nantinya segala pembangunan infrastruktur jalan tak lagi menggunakan
dana pinjaman asing yang pada akhirnya memberatkan ABPN. Hadi berharap
agar pembangunan infrastruktur jalan menggunakan dana dalam negeri non
APBN.
“Kalau
pakai pinjaman luar negeri, engenering, tenaga peralatan dan semuanya
didatangkan dari luar negeri, sehingga kita tidak bisa menggunakan
produk lokal,” ungkap dia.
Dengan
tol JDP, jika sebelumnya melewati jalur biasa dari Denpasr ke Nusa Dua
membutuhkan waktu 1-1,5 jam, maka kini hanya dibutuhkan jarak tempuh 15
menit saja menuju Nusa Dua. Menurutnya, bukan tanpa tantangan membangun
jalan tol JDP. Ia menyebut pekerja sempat dievakuasi lantaran terjadi
pasang surut air laut dan cuaca tak menentu.
Kendati
begitu ia bersyukur pengerjaannya dapat rampung lebih cepat dari
tenggat waktu yang diberikan. “Tol ini menggunakan 38 ribu tiang pancang
yang didatangkan dari berbagai daerah seperti Pulau Jawa dan Jakarta.
Aspek keselamatan pengguna kita utamakan dan bangunan ini tahan gempa,”
tegas Hadi.
Meski
pengerjaannya lebih cepat dari waktu yang diberikan, namun Hadi
menjamin kualitas proyek yang digarap akan mumpuni. “Pengerjaan cepat
tak mempengaruhi kualitas. Kami menambah pekerja dan mereka bekerja 24
jam penuh,” ulas dia.
Soal
nama JDP nantinya, Hadi menjelaskan jika hal itu akan diresmian oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Soal nama nanti akan disetujui
presiden,” tutup Hadi
Dicopas dari klikpositif.com
0 komentar:
Posting Komentar